IDNPRO, Jakarta – Situasi pandemi virus corona membuat banyak orang khawatir. Bukan hanya menyerang orang dewasa, virus corona juga menyerang anak-anak.
Meski Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan,Covid-19 pada anak-anak hanya menunjukkan gejala ringan, nyatanya pada beberapa anak yang, virus corona juga menyebabkan kematian.
Sangat penting bagi orangtua menjaga imunitas atau daya tahan tubuh anak untuk melindungi mereka dari berbagai penyakit, termasuk Covid-19.
Selain tinggal di rumah dan rajin mencuci tangan sebagai bagian dari tindakan pencegahan Covid-19, ada enam hal lain yang disarankan para ahli untuk meningkatkan daya tahan tubuh anak.
Kualitas tidur yang baik
Dr Lim Kwang Hsien, konsultan dokter anak di Kinder Clinic di Mount Alvernia Medical Center, mengatakan bahwa kurang tidur dapat menyebabkan penurunan produksi protein yang disebut sitokin, yang penting untuk sistem kekebalan tubuh.
Sebaliknya, tidur yang cukup dan tanpa gangguan memungkinkan produksi sitokin yang cukup untuk membantu menjaga sistem kekebalan anak dalam kondisi optimal.
Berikut adalah kebutuhan tidur anak-anak dari berbagai kelompok umur:
1-3 tahun: 12 hingga 14 jam
3-6 tahun: 10 hingga 12 jam
7-12 tahun: 10 hingga 11 jam
Bantu anak mengelola stres
“Kecemasan seringkali dapat menyebabkan pola tidur yang terganggu dan kebiasaan makan yang berubah,” kata Dr Lim Kwang Hsien.
Hal tersebut, pada gilirannya, akan diterjemahkan menjadi respons imun yang lebih rendah.
Karena sebagian besar tekanan pada anak-anak yang bersekolah terkait dengan pekerjaan rumah atau ujian, bantu anak mengelola beban belajarnya dengan strategi-strategi berikut:
- Rencanakan jadwal harian dengannya
- Lihatlah kegiatan ekstra mana yang perlu dikurangi
- Ajari anak cara memecah proyek-proyek besar menjadi tugas yang lebih kecil dan lebih bisa dilakukan
- Dorong anak untuk bertanya di kelas, jika dia tidak mengerti pelajarannya
- Ingatkan anak untuk beristirahat secara teratur saat belajar
Dr Lim menambahkan, ada kalanya anak mungkin mengalami tekanan sosial akibat dari bullying atau masalah persahabatan. Dorong dan biasakan anak untuk mendiskusikan perasaannya dengan orangtua setiap kali anak memiliki masalah.
Jadikan olahraga sebagai prioritas
“Seperti orang dewasa, anak-anak yang aktif dan berolahraga secara teratur umumnya cenderung bugar dan sehat,” kata Dr Lim.
“Ada banyak teori tentang bagaimana olahraga dapat membantu membangun sistem kekebalan tubuh – misalnya, olahraga diperkirakan bisa merangsang produksi sel yang terlibat dalam sistem kekebalan tubuh, serta meningkatkan fungsi kardiorespiratori tubuh.”
Sebelum mereka mulai sekolah dasar, sebagian besar anak-anak kecil akan melakukan latihan informal, seperti berlarian di taman, bersepeda atau berenang bersama ayah dan ibunya. Beberapa anak bahkan secara khusus belajar olahraga.
Namun, begitu mereka mulai sekolah dasar, mereka cenderung terlibat dalam program latihan yang lebih formal sebagai bagian dari kegiatan ekstra kurikuler atau pelatihan olahraga kompetitif.
Orangtua bisa membantu anak menjadi lebih aktif dengan merencanakan kegiatan olahraga bersama keluarga di luar ruangan.
Meski olahraga sangat penting, Dr lim mengingatkan untuk tidak mendorong anak berolahraga ketika sakit.
“Adalah kesalahpahaman bahwa olahraga bisa membantu pemulihan selama periode sakit parah,” kata Dr. Lim.
“Faktanya, olahraga berlebihan ketika seorang anak sakit, justru dapat memiliki efek sebaliknya.”
Biasakan menjaga kebersihan
“Kuman di sekitar rumah bisa baik dan buruk,” kata Dr Dawn Lim, seorang dokter anak di Kinder Clinic di The Heeren.
Terpapar kuman memang dapat membantu tubuh “menciptakan” sebagian memori kuman tersebut, sehingga anak dapat melawannya dengan mudah saat ia terpapar lagi olehnya.
Namun, ketika kekebalannya lebih lemah, ia tidak hanya lebih rentan terhadap infeksi, tetapi juga mungkin menderita gejala yang lebih parah ketika ia terinfeksi.
Untuk melindunginya, pastikan dia mencuci tangan dengan seksama setelah menggunakan kamar mandi, dan terutama sebelum makan.
Cuci dan disinfeksi mainannya secara teratur, dan pastikan semua permukaan permainannya bersih. Pastikan juga anak menghindari orang yang jelas sakit. Mengambil langkah-langkah ini akan sangat membantu meningkatkan daya tahan tubuh anak.
Jangan pernah lewatkan jadwal vaksinasi
Dr Chu Hui Ping, spesialis kedokteran anak, dan konsultan di Raffles Children’s Center mengatakan, vaksin bekerja dengan meniru infeksi.
“Vaksin mengandung bagian virus atau bakteri yang terbunuh atau melemah yang bertanggung jawab atas infeksi.
“Ketika seseorang divaksinasi, dia tidak jatuh sakit karena virus atau bakteri telah terbunuh atau melemah; tetapi tubuhnya bereaksi terhadap vaksin dengan memproduksi antibodi khusus untuk virus atau bakteri itu,” jelas Dr Chu.
Dengan cara tersebut, antibodi ini tetap berada di dalam tubuh, dan ketika anak terpapar virus atau bakteri hidup yang sama, antibodi membantu membunuhnya sebelum anak jatuh sakit.
Selain daftar vaksin wajib, orangtua dapat menambahkan vaksin opsional seperti cacar air ke dalam jadwal imunisasi.
Minimalkan penggunaan antibiotik
Meminta antibiotik ketika anak sakit tidak akan meningkatkan kekebalan anak terhadap penyakit menular.
“Antibiotik hanya membantu infeksi bakteri seperti infeksi telinga, infeksi sinus atau pneumonia,” kata Dr Barathi Rajendra, konsultan senior dari layanan pediatri umum, Departemen Pediatri, di KK Women and Children’s Hospital.
Karena penggunaan antibiotik yang berlebihan selama bertahun-tahun, bakteri justru menjadi semakin kebal obat dan sulit untuk dikelola. Beberapa strain sekarang kebal terhadap hampir setiap antibiotik yang tersedia.
Karena antibiotik dapat melemahkan sistem kekebalan dengan membunuh bakteri baik di dalam tubuh, yang terbaik adalah tidak memaksa dokter untuk meresepkan pengobatan antibiotik untuk anak ketika dia sakit.
Antibiotik tidak akan menyembuhkan kebanyakan pilek, batuk, sakit tenggorokan atau flu, karena kondisi ini disebabkan oleh virus.
Yakinlah, tubuh anak dapat melawan infeksi ini sendiri. Jika sangat diperlukan, dokter akan menyarankan obat untuk membantu meringankan gejala-gejalanya, bukan antibiotik. (*)
Sumber: Kompascom