IDNPRO.CO, Batam – Bank Indonesia (BI) Kepulauan Riau (Kepri) menunjukkan komitmennya untuk memperluas inklusi keuangan digital hingga ke wilayah terluar dengan menggelar kegiatan “Berlayar” (Belanja Layanan Rakyat) di Belakang Padang, Batam, pada 15/11/25 lalu.
Acara ini secara spesifik berfokus pada perluasan adopsi QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) sebagai solusi pembayaran digital yang mudah dan efisien.
Belakang Padang, yang dikenal karena letak geografisnya yang strategis dan berbatasan langsung dengan Singapura, dipilih sebagai lokasi kegiatan karena dianggap memiliki potensi ekonomi yang besar dan mendesak untuk segera tersentuh digitalisasi.
Deputi Kepala Perwakilan BI Kepri, Ardhienus, menegaskan pentingnya inisiatif ini. “Digitalisasi ekonomi harus merambah hingga pulau-pulau terluar.
Belakang Padang adalah etalase penting bagi kita untuk menunjukkan bahwa pembayaran digital siap melayani masyarakat perbatasan,” ujarnya.
Kegiatan “Berlayar” yang dilaksanakan mencakup beberapa inisiatif utama:
* Pojok Edukasi Digital: Menyediakan pusat informasi dan pelatihan langsung bagi masyarakat untuk mempelajari cara membuat akun, bertransaksi, dan memanfaatkan layanan keuangan digital lainnya menggunakan QRIS.
* Akselerasi Adopsi UMKM: Memfasilitasi dan mendorong pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) lokal, mulai dari pedagang di pasar, rumah makan, hingga penyedia jasa transportasi, untuk segera mengadopsi QRIS.
* Fokus QRIS Cross Border: Memanfaatkan kedekatan Belakang Padang dengan Singapura, BI turut mempromosikan layanan QRIS Cross Border yang memungkinkan transaksi antarnegara menjadi lebih mudah dan efisien.
Melalui langkah-langkah ini, BI Kepri berharap dapat mendorong pertumbuhan ekonomi lokal secara signifikan sambil meningkatkan inklusi keuangan masyarakat di wilayah perbatasan.
Sehingga dengan pembayaran melalui Qris sangat membantu pedagang UMKM mudah bertransaksi dengan wisatawan mancanegara khususnya Singapura.
Indonesia kini berada di persimpangan transformasi ekonomi yang didorong oleh tiga pilar utama: Digitalisasi, Budaya, dan Inovasi. Ketiga elemen ini, yang sering disebut sebagai “Triad”, bersinergi kuat untuk mendorong negara menuju ekonomi berkelanjutan di era modern, dengan sistem pembayaran digital seperti QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) menjadi katalis utamanya.
Digitalisasi telah mendobrak batasan pasar, khususnya bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia. Kehadiran platform e-commerce dan sistem pembayaran digital canggih, seperti QRIS, memungkinkan pelaku usaha kecil untuk menjangkau konsumen global tanpa memerlukan biaya operasional yang besar, dengan QRIS, kami bisa menerima pembayaran dari mana saja.
Selain itu, digitalisasi juga mendukung efisiensi operasional dan keberlanjutan lingkungan dengan mengurangi ketergantungan pada uang tunai dan transaksi kertas.
Di tengah arus digital, kearifan lokal justru menjadi aset berharga. Budaya dan produk-produk Nusantara, mulai dari batik hingga kuliner, kini dipromosikan secara masif melalui platform digital.
“Gerakan ‘Beli Lokal, Bayar Digital’ secara efektif membantu melestarikan warisan budaya kita sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi lokal, menyoroti bagaimana pembayaran digital mempermudah transaksi untuk produk-produk tradisional.
Ini menunjukkan bahwa digitalisasi tidak hanya mendorong modernitas, tetapi juga memfasilitasi pelestarian nilai-nilai budaya.
Inovasi teknologi, termasuk kecerdasan buatan (AI) dan blockchain, berperan penting dalam meningkatkan efisiensi UMKM.
Aplikasi pengelola stok, analisis data konsumen, dan sistem pembayaran otomatis membantu pelaku usaha mengoptimalkan operasional mereka.
Lebih jauh, inovasi juga melahirkan startup hijau yang fokus pada energi terbarukan, secara langsung menjawab tantangan lingkungan yang menjadi bagian dari agenda ekonomi berkelanjutan.
Sinergi antara Digitalisasi, Budaya, dan Inovasi ini memberikan dampak positif yang nyata:
* Inklusivitas Ekonomi: UMKM kecil kini memiliki akses yang sama ke pasar global, mengurangi kesenjangan ekonomi.
* Ramah Lingkungan: Pengurangan penggunaan kertas dan emisi karbon mendukung praktik bisnis yang lebih hijau.
* Pertumbuhan Ekonomi: Peningkatan pendapatan UMKM secara langsung memicu pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja lokal.
Dengan QRIS sebagai jembatan yang menghubungkan transaksi di tingkat lokal hingga global, Indonesia semakin mantap melangkah menuju visi ekonomi yang tidak hanya modern dan kuat, tetapi juga berkelanjutan dan berbasis budaya.(yok)
