Pengakuan Ferdy Sambo: Rancang Pembunuhan, Martabat Istri Dilukai

Irjen Ferdy Sambo membuat beberapa pengakuan terkait kasus kematian Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J usai ditetapkan sebagai tersangka. (Photo: cnnindonesia.com)

IDNPRO.CO, Jakarta — Irjen Ferdy Sambo membuat beberapa pengakuan terkait kasus kematian Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J di rumah dinasnya. Pengakuan ia buat usai ditetapkan sebagai tersangka oleh kepolisian.
Ada beberapa hal pernyataan Sambo yang diutarakan kepada Polri dan Komnas HAM. Mulai dari pengakuan membuat rencana pembunuhan, hingga menciptakan narasi fiktif ihwal kematian Brigadir J.

Brigadir J Lukai Martabat Istri

Ferdy Sambo mengklaim Brigadir J melakukan hal yang melukai martabat istrinya, Putri Candrawathi di Magelang.

Sambo mengaku kesal dan emosi usai diberitahu istrinya. Kemudian, dia merencanakan pembunuhan terhadap Brigadir J di Jakarta.

“FS menjadi marah dan emosi setelah mendapat laporan dari istrinya PC yang telah mengalami tindakan yang menyerang harkat dan martabat terjadi di Magelang,” kata Direktur Pidana Umum Mabes Polri Brigjen Andi Rian, Kamis (11/8) malam.

Rencanakan Pembunuhan

Kepada kepolisian, Sambo mengaku sengaja membuat rencana dengan Bharada E dan Bripka RR untuk membunuh Brigadir J.

Hal tersebut disampaikan Direktur Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Bareskrim Polri Brigjen Andi Rian usai melakukan pemeriksaan terhadap Sambo selama tujuh jam di Rutan Mako Brimob, pada Kamis (11/8).

“FS (Ferdy Sambo) memanggil RE (Bharada E) dan RR (Bripka RR) untuk merencanakan pembunuhan terhadap almarhum Yosua,” ujarnya dalam konferensi pers.

Bikin Skenario Baku Tembak

Sambo mengaku sebagai pencetus skenario cerita tembak-menembak antara Bharada E dan Brigadir J.

Dalam skenario itu, pelecehan Brigadir J kepada istrinya, Putri menjadi pemicu. Brigadir J disebut masuk ke kamar istrinya dan melakukan pelecehan. Terdengar suara teriakan dari dalam kamar yang membuat Bharada E datang menghampiri.

Brigadir J lalu disebut menembak Bharada E namun tak pernah kena. Sebaliknya, lima peluru Bharada E mengenai Brigadir J hingga tewas.

Akan tetapi, semua itu hanya skenario belaka. Kematian Brigadir J bukan akibat baku tembak, melainkan ditembak Bharada E atas perintah Ferdy Sambo.

“Tetapi kemudian diakuinya itu hasil rancangan dia sendiri dan dia mengakui bahwa dia bersalah dalam tindakannya,” ucap Ketua Komnas HAM Taufan Damanik.

Akui Paling Bertanggung Jawab

Sambo mengaku sebagai aktor utama dan yang paling bertanggung jawab atas peristiwa pembunuhan Brigadir J. Pengakuan itu disampaikan oleh Sambo saat diperiksa oleh Komnas HAM.

“Sekali lagi dia (Ferdy Sambo) akhirnya mengakui bahwa dia yang paling bertanggung jawab atas peristiwa ini,” kata Ketua Komnas HAM Taufan Damanik di Mako Brimob, Depok, Jumat (12/8).(*)

Sumber: cnnindonesia.com

Exit mobile version
https://idnpro.co/