Kepala PLBN Sota Ungkap WNA Suka Lewat Jalur Tikus, Bawa Ganja-Ikan

Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Sota, Merauke (foto: cnnindonesia

IDNPRO.CO, JAKARTA – Sejumlah pelintas di tapal batas Merauke dengan Papua Nugini diduga masih ada yang memilih jalur tikus ketimbang melewati Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Sota, Kabupaten Merauke, Papua Selatan.

Kepala PLBN Sota Ni Luh Puspa Jayaningsih menyebut kebanyakan dari mereka termakan rumor akan dibebani pajak saat membawa barang dari Papua Nugini ke Indonesia jika melewati PLBN.

“Jadi PLBN Sota kan dulu tidak ada, dan mereka bebas keluar masuk, begitu ada PLBN sudah itu rumor di luar bilang ‘jangan lewat PLBN, nanti dipajakin, suruh bayar’. Jadi masyarakat pertama takut lewat sini,” kata Puspa di Kantor PLBN Sota, Selasa (14/11/23).


Puspa menyebut sebagian warga Papua Nugini yang biasa berjualan ikan dan daging rusa sempat kedapatan melewati jalur tikus. Walhasil, saat tertangkap, mereka diberikan sanksi agar menimbulkan efek jera.

Barang jualan mereka disita, mereka dipulangkan dan tidak boleh ke kawasan Indonesia minimal sebulan. Padahal menurut Puspa, pelintas batas alias WNA hanya akan dipungut biaya atau terkena pajak apabila barang bawaannya bernilai di atas USD$300 atau sekitar Rp4,5 juta.

“Sementara mereka itu jual ikan, biasa ikan gede per ekornya Rp20 ribu. Jadi tidak sampai batas maksimal kan,” kata dia.

Namun selain faktor ketakutan akan rumor berbayar, tak sedikit pula warga Papua Nugini yang menjual barang ilegal seperti ganja. Mereka tidak punya pilihan lain selain melewati jalur tikus.

Kepala PLBN Sota Ni Luh Puspa Jayaningsih menegaskan bahwa pendatang dari Papua Nugini tidak akan dikenakan pajak jika melewat jalur legal (CNN Indonesia/Khaira Ummah)

Para Satgas yang bertugas, kata Puspa, kerap menciduk aksi mereka dan dilimpahkan ke aparat hukum atau imigrasi. Setidaknya 90 persen ganja yang beredar di Papua menurut aparat kepolisian adalah ganja yang berasal dari tanah Papua Nugini.

“Jadi semoga tidak ada lagi yang lewat-lewat jalur tikus, karena di sebelah itu, ganja sudah seperti sayur saja ditanam di depan rumah,” kata Puspa.

PLBN Sota baru saja diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 3 Oktober 2021 lalu. Dengan demikian, tercatat sudah ada dua PLBN antara Indonesia Timur dan Papua Nugini.

Pertama, PLBN Skouw di Jayapura. Kemudian PLBN Sota di Merauke, dan PLBN ketiga yakni Yetetkun, berada di Boven Digoel yang masih dalam proses tunggu peresmian.

PLBN Sota dibangun dengan konsep yang terintegrasi antara bangunan komersial dengan fasilitas umum dan sosial seperti pasar dengan hunian.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono sebelumnya juga mengatakan pembangunan PLBN tidak hanya bertujuan untuk pos lintas batas negara, namun juga akan didorong menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru, salah satunya dengan dibangunnya pasar.

PLBN Sota berdiri di atas lahan seluas 5,6 hektare. Di PLBN Sota, khas terlihat ornamen tifa, monumen 0 kilometer Merauke-Sabang, gerbang tasbara, patung garuda, hingga patung Presiden ke-1 RI Soekarno.

Jarak PLBN Sota dari Kabupaten Merauke berjarak sekitar 80 kilometer yang bisa ditempuh dalam waktu 90-120 menit via darat. Adapun PLBN di seluruh Indonesia yang kini total berjumlah delapan itu dikelola oleh Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP).

Badan yang dibentuk era Presiden SBY ini bertugas untuk meminimalisir kelemahan dan keterbatasan seperti penanganan perbatasan negara secara ad-hoc dan parsial serta ego sektoral, yang telah mengakibatkan overlapping dan redundansi, serta salah sasaran dan inefisiensi dalam pengelolaan perbatasan. (*/Del)

Sumber : cnnindonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

https://idnpro.co/