IDNPRO.CO, Jakarta – Amerika Serikat menyebut tentara Iran menyita sebuah kapal tanker di perairan internasional di Teluk Oman, tak jauh dari lepas pantai Uni Emirat Arab.
Komando Pusat Militer Amerika Serikat atau Centcom mengatakan tentara Iran menggunakan helikopter dan dua kapal untuk mengambil alih kapal tersebut.
“Hari ini di perairan internasional, pasukan Iran, termasuk dua kapal dan helikopter Sea King, menyalip dan menaiki sebuah kapal yang disebut ‘Wila’,” kata Centcom lewat sebuah tweet pada Rabu (12/8) seperti dikutip dari AFP.
Dalam video yang mereka posting, tampak helikopter itu terbang rendah di atas kapal, kemudian dua personel melakukan rappelling ke geladak.
Seorang pejabat pertahanan AS mengatakan Iran melepaskan kapal minyak dan bahan kimia berbendera Liberia itu setelah menahannya sekitar lima jam.
Kejadian itu turut dipantau kapal koalisi namun mereka tidak menerima panggilan darurat. Belum ada pernyataan resmi dari Iran atas insiden tersebut.
Bloomberg melaporkan kapal itu berada di dekat Selat Hormuz di lepas pantai timur Uni Emirat Arab selama sebulan terakhir. Selat Hormuz merupakan titik penghubung bagi sepertiga dari perdagangan minyak dunia.
Pasukan Garda Revolusi Iran (IRGC) tahun lalu juga menyita kapal tanker minyak Inggris di selat itu selama sekitar dua bulan, yang memicu ketegangan dengan AS dan meningkatkan volatilitas harga minyak.
Pasukan Iran menyita setidaknya enam kapal tahun lalu atas dugaan penyelundupan bahan bakar. Hubungan Iran dan AS terus memanas setahun terakhir dipicu serentetan insiden di perairan sensitif itu.
Ketegangan dua musuh bebuyutan itu meningkat sejak AS di bawah komando Donald Trump menarik diri secara sepihak dari perjanjian nuklir 2018 dan kembali menerapkan sanksi pada Iran.
Mereka nyaris dua kali perang sejak Juni 2019, diawali aksi IRGC menembak jatuh pesawat tak berawak AS di Teluk.
Tensi kian memanas pada Januari lalu akibat kematian perwira tinggi militer Iran Mayor Jenderal Qasem Soleimani. Dia tewas dalam serangan drone yang diluncurkan AS.
Konfrontasi terbaru terjadi pada pertengahan April, saat itu AS menuduh 11 kapal IRGC melakukan pendekatan berbahaya dan melecehkan kapal perang mereka di Teluk Persia.
Sumber: Cnnindonesia.com