IDNPRO.CO, Jakarta — Seorang pejabat Amerika Serikat mengatakan, Rusia mulai menarik pasukan dari pembangkit listrik tenaga nuklir Chernobyl usai Moskow mengklaim akan mengurangi serangan di sejumlah wilayah Ukraina.
“Chernobyl menjadi wilayah yang memulai memindahkan pasukan (Rusia), para tentara menjauh dari fasilitas Chernobyl dan bergerak ke Belarus,” kata pejabat pertahanan AS itu, seperti dikutip AFP, Rabu (30/3).
Ia kemudian berujar, “Kami kira mereka pergi. Saya tak bisa memberi tahu Anda (kepastian) bahwa mereka semua sudah pergi.”
Sementara itu, pemerintah Ukraina juga melaporkan, Rusia mulai memindahkan pasukan mereka dari beberapa kota di Ukraina ke Belarus.
Pengurangan pasukan ini terjadi tak lama setelah Rusia mengklaim akan menurunkan intensitas serangan secara drastis di dua kota di Ukraina, yaitu Kyiv dan Chernihiv.
“Kami akan mengurangi secara drastis aktivitas militer [di Kyiv dan Chernihiv],” demikian pernyataan Kementerian Pertahanan Rusia, sebagaimana dikutip CNN dari RIA, Selasa (29/3).
Wakil Menteri Pertahanan Rusia, Alexander Fomi, mengonfirmasi pihaknya memang akan mengurangi serangan menyusul negosiasi yang berlangsung di Turki.
Namun, sehari usai Rusia mengklaim akan mengurangi serangan, terdengar ledakan di sejumlah kota, termasuk Kyiv. Sirene juga meraung di hampir seluruh penjuru negeri.
Sedari awal, banyak pihak meragukan klaim Rusia. Presiden Volodymyr Zelenksy bahkan mengatakan warga Ukraina tak naif. Satu-satunya yang mereka percayai adalah hasil nyata, bukan omong kosong belaka.
Kyiv memang melaporkan sejumlah pergerakan unit dan persenjataan Rusia ke wilayah Belarus. Namun, bukan berarti serangan berhenti dan tak ada lagi korban berjatuhan.
Selama invasi ini, Rusia juga menguasai dua dari empat PLTN di Ukraina. Selain Chernobyl, PLTN terbesar di Eropa di Zaporizhzhia juga dikuasai pasukan Rusia pada 4 Maret lalu.
Pendudukan PLTN Ukraina oleh Rusia memicu kekhawatiran banyak pihak. Mereka khawatir kecelakaan nuklir seperti di PLTN Chernobyl pada 1986 silam terulang kembali.
Ketika itu, ribuan orang dilaporkan tewas. Sementara itu, banyak orang di Eropa juga terkena dampak radioaktif.
Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Rafael Grossi, telah berulang kali memperingatkan bahaya konflik nuklir di negara itu.
Saat ini, Ukraina memiliki 15 reaktor nuklir di empat PLTN aktif. Mereka juga punya gudang limbah nuklir, termasuk di Chernobyl.(*)
Sumber: cnnindonesia.com