IDNPRO.CO, JAKARTA – Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) mengungkapkan rencana menjadikan vaksin demam berdarah dengue (DBD) sebagai salah satu program vaksinasi pemerintah untuk digratiskan. Seperti yang diketahui saat ini, vaksin DBD sudah tersedia di pasaran namun masih berbayar.
Oleh karena itu, pihak Kemenkes mengungkapkan pembahasan terkait rencana itu akan segera dilakukan. Namun, langkah tersebut akan dilakukan secara bertahap terlebih Kemenkes juga menjalankan program vaksin lain seperti HPV untuk pencegahan penyakit kanker serviks.
“Jadi soal menjadikan vaksin DBD sebagai program ini kita akan mendiskusikan dengan Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) dan tentu ya kita tentu juga harus bicara dengan Kementerian lain, Bappenas, karena ini kan menyangkut biaya,” kata Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI, dr Maxi Rein Rondonuwu ketika ditemui detikcom di Jakarta Selatan, Rabu (17/1/2024).
Maxi mengungkapkan bahwa keberadaan vaksin dengue sangat efektif untuk menanggulangi masalah DBD di Indonesia. Ia menuturkan beberapa produk vaksin DBD sudah mendapatkan izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan RI (BPOM).
“Karena setiap vaksin baru harus kita mulai dengan introduksi, tahun lalu kita introduksi untuk HPV, dan kita sudah perluas akhir tahun ini. Jadi memang harus bertahap ya. Introduksi untuk vaksin DBD belum saat ini dan rencananya mungkin kita lihat di tahun depan,” ucap Maxi.
Ia menambahkan walaupun secara nasional introduksi vaksin dengue belum dilakukan, pihak Kemenkes RI mempersilahkan untuk daerah-daerah yang ingin melakukan introduksi di daerah masing-masing terlebih dahulu. Ia mencontohkan Provinsi Kalimantan Timur yang sudah membeli vaksin DBD untuk dibagikan secara gratis pada masyarakat.
“Tapi di samping itu kita sudah izinkan daerah-daerah ya. Jadi sebenarnya introduksi sebenarnya sudah mulai untuk daerah-daerah tertentu yang kapasitas fiskal APBD-nya bagus sudah mulai contohnya Kalimantan Timur,” jelas Maxi.
“Untuk proyeksi butuh berapa lama sampai akhirnya vaksin ini menjadi bagian dari program sangat tergantung hasil introduksi nantinya,” pungkasnya. (*/Del)
Sumber: detikcom