IDNPRO.CO, Jakarta – Korea Selatan memamerkan sejumlah jet tempur siluman F-35 yang baru saja dibeli dari Amerika Serikat. Pembelian pesawat itu sempat membuat Korea Utara geram.
Presiden Moon Jae-in menuturkan jet-jet perang itu mampu melakukan patroli udara di luar wilayah Korsel, termasuk di pulau-pulau yang masih menjadi sengketa dengan Jepang.
Dalam peringatan Hari Angkatan Bersenjata pada Selasa (1/10) tersebut, militer Korsel pun melakukan simulasi patroli menggunakan F-35A di Pulau Dokdo atau Pulau Takeshima yang masih diperebutkan dengan Tokyo.
Angkatan bersenjata Korsel juga memamerkan sedikitnya empat F-35A yang dibeli dari perusahaan Lockheed Martin tahun ini. Masih ada sekitar 40 jet F-35A yang akan dikirim AS ke Korsel hingga 2021 nanti.
Dalam pidatonya, Moon menyebut penguatan pertahanan Korsel ini dilakukan menanggapi situasi dan iklim keamanan global saat ini yang sangat tak menentu dan tidak bisa diprediksi.
Ia menganggap untuk bisa bertahan, militer Korsel harus diperkuat dan terus berinovasi mengantisipasi setiap ancaman keamanan.
“Serangan
drone di Timur Tengah yang baru-baru ini terjadi menggambarkan kepada
dunia bahwa ancaman-ancaman yang kita hadapi akan benar-benar berbeda dari masa
lalu,” kata Moon saat membuka upacara di di pangkalan udara militer Korsel
di Daegu.
“Perang di masa depan akan tentang perang ilmu pengetahuan dan intelijen,
melawan semua elemen yang mengancam kesejahteraan dan keamanan warga.”
Pembelian alat utama sistem pertahanan yang dilakukan Korsel kerap membuat
tetangganya di utara, Korea Utara, geram.
Korut menganggap seluruh aktivitas
militer Korsel seperti pengadaan senjata, latihan, termasuk pembelian pesawat
F-35A ini, sebagai ancaman.
Belakangan, Pyongyang juga mengkritik latihan militer gabungan yang masih
dilakukan Korsel dan AS. Kedua negara sendiri tengah berupaya memperbaiki
relasi dan bernegosiasi terkait denuklirisasi dengan Korut.
Namun, sejumlah pihak menganggap keputusan Moon membeli pesawat tempur dan
memamerkannya hari ini dilakukan untuk meredakan kekhawatiran masyarakat bahwa
kebijakannya yang ingin mendekati Korut tidak akan melemahkan komitmen
pertahanan Korsel. (*/cnnindonesia)