Perpadi soal Harga Beras Hanya Bisa Turun Rp200: Salah Besar Bulog

IDNPRO.CO, JAKARTA – Wakil Ketua Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) Billy Haryanto menanggapi pernyataan Perum Bulog soal harga beras hanya bisa turun sekitar Rp200 meski sudah panen raya.

Billy menegaskan pernyataan tersebut salah besar. Faktanya, kini harga beras di pasaran rata-rata sudah di bawah Rp15 ribu per kg.

“Salah besar itu Kabulog. Sekarang saja sudah di bawah Rp15 ribu (per kg) semua. Yang tadinya Rp17 ribu, sekarang Rp15 ribu. (Sekarang) harga rata-rata beras Rp13 ribu sampai Rp14.500 per kg,”Kamis (21/3/24).

Ia menyebut pasokan beras sudah aman setelah panen raya. Stoknya pun sudah normal di Pasar Induk Cipinang.

“Yang penting HET (harga eceran tertinggi) harus benar-benar dijalankan dan diawasi. Siapa yang melanggar HET harus dicabut izin dagangnya, pasti semua kan patuh dan mengikuti pemerintah,” lanjut dia.

Menurutnya, masalah beras menjadi masalah yang paling mudah untuk diurus. Maka itu, ia berharap pemerintah harus bersifat ‘tangan besi’.

Sebelumnya, Direktur Supply Chain dan Pelayanan Publik Bulog Mokhamad Suyamto menyatakan harga beras hanya bisa turun sekitar Rp100-Rp200 per kg meski sudah mulai panen raya.

Ia mulanya menjelaskan harga gabah sudah cenderung menurun di sekitar Rp7.000 per kg. Kemudian, pasokan beras ke ritel modern hingga ke pasar tradisional sudah mulai berangsur-angsur bertambah.

Suyamto merinci harga gabah kering panen (GKP) sekitar Rp7.000-Rp7.200 per kg. Sementara, harga beras di penggilingan itu Rp12.800 sampai Rp13 ribu per kg.

“Ini nanti mudah-mudahan di tingkat konsumen segera diturunkan. Walau memang sudah terjadi penurunan, namun masih belum signifikan penurunannya, masih sekitar Rp100-Rp200,” pungkasnya.

Direktur Utama Bulog Bayu Krisnamurthi juga sebelumnya memperkirakan harga beras bakal sulit turun ke level tahun lalu.

“Menurut perhitungan kami, di Bulog, harga itu akan sulit untuk kembali ke titik semula seperti tahun lalu,” ujar dia dalam Bincang BUMN, Jakarta, Senin (18/3/24).

Menurut Bayu, harga beras sulit turun karena berbagai faktor, salah satunya upah tenaga kerja. Ia mengklaim faktor tersebut menjadi penyebab terbesar harga pokok produksi beras meningkat.

Selain itu, harga sewa lahan juga ikut melonjak. Pasalnya, hari demi hari banyak dari konversi lahan sawah yang dijadikan perumahan. Perihal ini membuat lahan tanam padi menjadi ikut terpangkas dan menyebabkan kenaikan harga sewanya.

Penulis: DelaEditor: Redaksi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

https://idnpro.co/