IDNPRO.CO, KUPANG – Pemerintah Flores Timur, NTT, menetapkan masa transisi darurat bencana untuk pemulihan erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki. Ini ditetapkan usai status tanggap darurat bencana alam berakhir pada Rabu (7/2/24) kemarin.
Penetapan masa transisi ini bertujuan antara lain untuk penanganan pengungsi dan warga terdampak yang telah kembali ke rumah.
“Menetapkan status transisi darurat ke pemulihan bencana alam erupsi gunung berapi Lewotobi Laki-laki Kabupaten Flores Timur tahun 2024,” mengutip surat keputusan Bupati Flores Timur nomor BPBD.300.2.1/007/BID.KL/II/2024 yang diterima, Kamis (8/2/24)
Status transisi darurat pemulihan bencana alam tersebut ditandatangani Penjabat Bupati Flores Timur, Doris Alexander Rihi pada 7 Februari 2024.
Dalam surat tersebut disampaikan, masa berlaku status tanggap darurat akan berlaku selama tujuh hari mulai dari tanggal 8 Februari 2024 hingga 14 Februari 2024.
Dalam surat tersebut disebutkan alasan menetapkan status transisi darurat bencana alam karena telah terjadi penurunan tingkat aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki dari level IV (awas) ke level III (siaga) berdasarkan surat PVMBG tanggal 29 Januari 2024 tentang penyampaian penurunan tingkat aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi (Kominfo) Flores Timur, Heronimus Lamawuran yang dikonfirmasi Kamis (8/2/24) malam mengatakan, status transisi darurat untuk penanganan pengungsi yang masih tersisa di titik pengungsian.
“Ada warga yang masih mengungsi dari Desa Klantanlo di posko pengungsian Boru yang membutuhkan penanganan,” ujarnya.
Selain itu, kata Herry, warga yang telah diizinkan kembali pun masih membutuhkan perhatian sehingga dibutuhkan status transisi darurat.
Dia menjelaskan titik pengungsian di Desa Konga akan segera ditutup menyusul rekomendasi dari PPGA Lewotobi Laki-laki yang telah menginjinkan warga yang mengungsi sudah bisa kembali ke rumah mereka.
“(Pengungsian) yang di Konga ditutup, karena warga sudah kembali (ke rumah),” ujarnya.
Herry menyebut warga yang telah diizinkan pulang antara lain berasal dari Desa Nobo, Desa Dulipali, Desa Nurabelen, Desa Hokeng Jaya, Desa Boru, dan Desa Nowokote.
Untuk warga desa Klantanlo yang saat ini masih mengungsi kata Herry berjumlah sekitar 121 Kepala Kekuarga atau 300 jiwa dan semuanya terpusat di titik pengungsian Desa Boru, Kecamatan Wulanggitang.
Bukan saja itu, Herry mengatakan, warga yang telah diizinkan pulang pun masih membutuhkan perhatian dan pelayanan kebutuhan.
Sehingga logistik dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang saat ini masih ada akan didistribukan ke warga yang membutuhkan selama masa transisi darurat bencana ini.
Sementara itu, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melalui Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Lewotobi Laki-laki melaporkan pada Kamis (8/2) terjadi luncuran awan panas guguran dari Gunung Lewotobi Laki-laki.
Guguran awan panas tersebut terjadi pada pukul 14.50 Wita dengan jarak luncur sejauh 800 meter dari pusat erupsi ke arah utara.
“Awan panas guguran G. Lewotobi Laki-laki 8 Februari 2024 pukul 14.50 Wita ke arah utara sejauh lk 800 meter dari pusat erupsi,” mengutip laporan PPGA Lewotobi Laki-laki yang dikeluarkan Kamis (8/2/24) pukul 18.22 Wita.